Thursday, May 3, 2012

Mencintai Seseorang Dari kekurangan

Sore itu pulang les Sania gak langsung pulang ke rumah, dia mampir dulu ke taman yang jaraknya gak jauh dari tempat les musiknya. Suasana taman seperti sore-sore biasanya ramai oleh pengunjung, begitupun pedagang-pedangan makanan atau lainnya.
Ketika Sania sedang memakan gula kapas yang baru dibelinya, seorang cowok mendekatinya. “Hai…”sapanya. Sania hanya diam. “Hai..kamu”sahut cowok itu mengulanginya. “Kesiapa??aku??”sahut Sania sambil menunjuk dirinya. Cowok itu hanya menganguk. “Ada apa??”tanya Sania singkat. “mmmm…aku disini anak baru, pindahan dari Bogor, apa kamu orang sini??“tanya cowok itu. “Gak penting banget sih.., lagian aku gak mau tau kamu anak baru disini”ketus Sania, Sania melihat wajah cowok itu seperti kecewa. Sania menarik nafas “hemmm..iyah aku anak sini, puas kamu?”sahut Sania. Cowok itu tersenyum “Nama aku Dimas, kamu?“sahut Dimas yang menyodorkan tangannya. “Sania...“sahutnya.
Tak disangka rumah mereka berdua masih satu komplek, akhirnya mereka pulang bareng, Sania masih kurang akrab walaupun setiap pertanyaan dia jawab tapi singkat. Dimas gak cape-cape lagi nanya-nanya terus. Tak disangka kembali mereka akan menjadi teman yang benar-benar akrab, ketika mereka kelas 2 SMP mereka jadi kurang akrab karena Dimas yang terpilih sebagai kapten basket, dan ketua OSIS. Banyak banget cewek yang ngedeketin dia, tapi Dimas selalu menjauh.
Sania dia juga semakin sibuk sama cita-cita dia dibidang music, terkadang kedua sahabat ini seperti yang tak kenal. Sebenarnya mereka sedih akan keadaan ini tapi inilah yang harus dijalani mereka. Hidup adalah perjuangan yang tak henti-henti. J.
Masa-masa SMP berlalu. Kejadian itu terulang kembali ketika Sania duduk ditaman sambil memakan gula kapas, seseorang menyapanya. “Heii..?”. Sapa seorang cowok yang berdiri didepannya. Sania mengangkat kepalanya. “Dimas..??”. “Iyah aku Dimas, San kamu beda banget sekarang”Sahut Dimas sambil tersenyum lalu duduk disamping Sania. “Apanya yang beda?? Kamu sama aja kayak dulu.“ Merekapun tertawa teringat masa lalu dimana setiap sore mereka selalu mengobrol bareng di taman. “Sumpah beda banget lebih cantik pake kerudung.“sahut Dimas, Sania hanya tersenyum. “Dan kali ini kamu lebih banyak senyum ketimbang dulu kerjaan kamukan marah-marah sama aku.“perotes Dimas. “Ya..ampun maaf Dimas, lagian dulu aku masih kecil. Maafin aku ya??“sahut Sania sambil tersenyum kembali. “Iyah..dech aku maafin. Kenapa sekolahnya harus ke Al-Azhar jadikan jauh dari aku.“sahut Dimas. “Yaelah..percuma aku deket sama kamu juga, kamu gak pernah ada waktu buat aku jadi aku lebih milih sekolah bukan dikota ini, lagian pengen suasana baru ya..walaupun sekolahnya Swasta, dan aku pengen mandiri.“Jawab Sania. “Maaf ya..semenjak SMP kita gak pernah ngobrol lagi kayak gini,sebenernya aku sedih. Berarti semenjak kamu sekolah di Al-Azhar kamu kos??.“ “Ya..gitu lah, tapi seneng sumpah banyak temen“sahut Sania. “Yaelah..San..enak banget banyak temen, disini aku kesepian.“keluh Dimas. “Heuh..kesepian dari mananya?? Orang kayak kamu gak mungkin kesepian, banyakan cewek yang nguber-nguber kamu, pasti sekarang kamu jadi playboy.“sahut Sania PD ngomong kayak gitu. “San percaya sama aku, aku gak kayak apa yang kamu pikir, aku gak pernah pacaran. Aku kesepian semenjak gak ada kamu.“Dimas hanya menundukan kepalanya. Sania kaget mendengar perkataannya. “Kamu bener gak pernah pacaran??“ “Kenapa aku harus boong sama orang sebaik kamu, hati aku Cuma buat bidadari kedua aku.“sahut Dimas yang kemudian tersenyum kepada Sania. “Ya..Allah maafkan hamba, berfikir seperti itu“dalam pikiran Sania. “Maafin aku ya..“. “Gak papa kali San, hahaha..banyak kok orang yang pikir kayak gitu, salah aku juga gak pernah ngasih kabar lagi sama kamu.“.    
Malam itu Sania didepan kamarnya, memandang langit ini yang sering mereka lakukan bersama saat itu. Hpnya berdering. Ada satu pesan.
“Assalamu’alaikum... Sania J
“Wa’alaikumsalam....“
“Sania ini Dimas. Hhe.. San kapan balik ke Al-Azhar?“
“Ouh..Dimas. Mungkin hari Minggu sore, kebetulan aku minta izinnya sampe hari Minggu.  Emang kenapa?“
“Besok maen basket, di tempat biasa mau ya??:D“
“Siipp..aku mau banget, samper aku besok sore.. J
“Iyah..bawa sepeda ya.??“
“Hemmm..ok dech. ;-)”
Sore itu seprti yang dijanjikan mereka akan maen basket. Waktu dulu mereka sering banget datang ketempat itu maen basket bareng. Mereka lakuakan itu kembali dihari ini. Ketika selesai mereka duduk dirumah pohon, ngobrol-ngobrol seperti biasa. “San aku baru kepikiran, kamu disinikan ikut les music, nah semenjak sekolah di Al-Azhar lesnya gimana?”tanya Dimas. “Sebenernya aku sekolah di Al-Azhar juga sengaja, kebetulan aku disuruh pindah lesnya lembaga les yang disini punya cabang dikota itu jadi ya..aku disuruh pindah kesana biar lebih terkontrol kata guru les aku, disini tuh..aku terlalu manja kadang aku gak serius belajarnya, jadi..ya..aku dipindahin dech, dan alhamdulilah disna bener-bener terkontrol lesnya, kalo aku gak les pasti stafnya ada yang nyari aku ke tempat kos aku. Hahaha..parah bangetkan” mereka tertawa bersama.  “Kosnya jauh gak dari sekolah??“tanya Dimas. “Gak lah, aku aja suka jalan deket kok!!! Makannya kapan-kapan maen kesana.“ “hahaha..kapan-kapan ya..;-)“.
Waktupun berlalu kali ini Sania jarang pulang kerumah, dia udah terlalu betah, walaupun terkadang dia merindukan suasana rmah atau Dimas sahabatnya. Masa-masa SMA sebentar lagi akan berakhir. Sania akan melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta untuk sementara karena cita-cita sebenarnya bukan ini. ISI itu lah Universitas yang akan digengamnya untk sementara.
Lagi-lagi Dimas dan Sania harus berbeda kota. 4 tahun berlalu mereka berdua lulus. Perjalanan mereka masih belum berakhir. Sania baru akan memulai impiannya dari kecil sekolah dinegeri musik, tempat lahirnya Mozart tak lain itu negara maju Austria tetangganya Jerman.
Namun disisi lain terkadang bunda atau ayahnya selalu menanti anak perempuannya ini untuk cepat menikah. Ketika ditanya seperti itu Sania hanya tersenyum. Begitupun Dimas, mereka berdua belum pernah ketemu lagi. Tapi merka berdua tahu bahwa mereka berdua juga akan melanjutkan S2nya diluar negeri.
Sore itu ditaman ketika Sania sedang memakan gula kapas, Hpnya berdering ada telf dari bundannya.
“Assalamu’alaikum??“
“Wa’alaikumsalam, ada apa Bun??“
“Sayang kamu cepet datang kerumah sakit, Dimas kecelakaan waktu mau kebandara.“
“Inanilahi...ya..Allah..,, iyah bun, Sani kesana“
Sania lagsung naik kemobil, dia bener-bener sedih mendengar kabar itu, selama menyetir mobil air mata menetes.
Ketika sampe rumah sakit semua udah kumpul, terlihat ibunya Dimas menangis Sania langsung mendekatinya.
“Sabar tante...“sahut Sania sambil menangis.
Ibunya langsung memeluk Sania sangat erat. Seperti tak ingin melepas pelukan itu. Tak lama dari itu dokter keluar. Ibunya Dimas langsung melepas pelukan itu menuju dokter. “Bagaimana keadaan anak saya??“tanyanya. “Saya sangat berat mengatakan ini, dia mengalami kelumpuhan.”. Air mata Sania semakin banyak mengalir mendengar itu. Sania langsung berlari keluar menuju tempat paling nyaman di rumah sakit itu yang tak lain Masjid. Sania hanya bisa berdo’a untuk Dimas.
Entah selama apa Sania berdo’a, dia menuju kamar rawatnya Dimas. Terlihat sosok Dimas terbaring ditempat tidur, langkah Sania semakin mendekatinya. Sania langsung mengeluarkan tafsir kecilnya dari tasnya yang selalu dibawa kemanapn dia pergi. Dia hanya membaca beberapa Surat Qur’an. Tak lama dari itu Dimas bangun. “Sania…”sapanya lemas. “Dimas..”sahut Sania kemuadian berhenti membaca Al-Qur’an dan berdiri dari tempt duduknya. “Apa yang terjadi..?kaki aku susah digerakin ..”sahutnya. “Dimas..yang sabar ya…??”sahut Sania sambil menangis. “Aku kenapa San??Kenapa kamu nangis??”tanya Dimas. “Kamu..kamu...lumpuh Dimas..“sahut Sania air matanya semakin banyak. “Aku..lumpuh San??”Sahut Dimas yang bicaraya mulai melemas.  Sania hanya mengangguk air matanya tak bisa ditahan lagi.
Waktu terus berlalu, sayang Sania harus menundur waktu pemberangkatannya, dia tak ingin meninggal Dimas, hampir setiap hari Dimas dirawatnya. Suatu hari ketika mereka sedang berada ditaman, Dimas memulai pembicaraan. “Aku tau kamu rela menunda pemberangkatan kamu ke Austria, itu pasti gara-gara aku, maafin aku ya San.“ Sania hanya tersenyum. “Kamu liat cewek yang seberang sana“sahut Dimas sambil menunjuk. “Kenapa dia??“tanya Sania. “Waktu aku belum gini, dia selalu ngejar-ngejar aku, walaupun dia cantik, tapi aku yakin dia ngejar-ngejar aku karena kepopuleran aku dia gak tulus suka sama aku juga, begitupun cewek-cewek yang laennya.“ Sania tersenyum kembali.“Kamu gak boleh gitu, biar Tuhan yang bals semuanya.“. “Apa aku terlalu sombong sampe-sampe Tuhan ngasih cobaan berat banget buat aku, boleh aku cerita sesuatu??“tanya Dimas. “Tenntu boleh..“jawab Sania. “Tapi sebelumnya aku mau tanya sesuatu, apa kamu tau kalo aku mau lanjutin sekolah aku keluar negeri??“. Sania menunduk, lalu mengangkat kepala dan menjawab. “Aku tau, bunda yang kasih tau semuanya, sebenernya sehari sebelum kamu berangkat bunda nyuruh aku buat ketemu kamu, aku turutin apa kemauan bunda tapi waktu aku kerumah kamu, kamu lagi ngoborl sama temen-temen kamu terutama banyak banget anak cewek jadi aku pulang lagi dech.“jawab Sania. “Dihari itu aku nunggu kamu sampe malem, aku kira kamu lagi gak ada disini di teflhp kamu gak diaktifin. Anak-anak cewek itu maksa aku buat ngungkapin isi hati aku sama salah satu diantara mereka, tapi gak ada yang aku pilih satupun, karena aku tau seseorang yang aku mau bukan disitu dia entah ada dimana, kamu tau siapa dia??“.Sania hanya mengeleng. “Aku harap gak kaget denger perkataan aku, orang itu kamu, aku pengen kamu jadi pendamping hidup aku, tpi entah keadaan aku sekarang kayak gini, apa kamu mau nerima aku?“tanya Dimas melemas, sebenarnya Sania benar-benar kaget mendengar itu. Sania meneteskan airmatanya kembali. “Kamu tau dari dulu aku bener-bener mengaharapkan semua itu, aku siap nerima kamu apa adanya.“jawab Sania. Dimas tersenyum bahagia sambil meneteska air mata. “Terimakasih ya..Rabb atas yang Kau berikan saat ini.“
Seminggu dari kejadian itu, merekapun menikah, dipernikahan ada kejadian yang sangat membahagian untuk seorang wanita yang menikahi lelaki ini yang tak lain itu Sania. Hadiah paling spesial untuk Sania. Sebenarnya Dimas cowok yang ganteng, populer, kayak raya dan segala-galanya dech hanya berpura-pura mengalami kelumpuhan, dia hanya ingin menguji para wanita. Dia ingin seorang wanita mencintai dirinya apa adanya, yang lebih pasti dari kekurangannya. Kali ini para wanita yang dahulu mengejarnya dan ketika tahu Dimas lumpuh mereka malah menjauhi Dimas sekarang mereka hanya menyesal akan kejadian ini, semoga mereka berubah.
Dan untuk Dimas dan Sania mereka sangat bahagia, Dimas sangat mengerti perasaan Sania jadi Dimas memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di negeri yang sama, semoga mereka hidup bahagia selamanya...!! Aminnn...
“Mungkin kau akan menikahi orang yang kau kenal, bukan orang yang kau cinta“^_*

Aku Hanya Ingin Setia


Sore itu sekitar jam 4, seseorang menyatakan perasaanya padaku. Entah aku harus jawab apa, sebelumnya aku belum pernah pacaran. Setelah kupertimbangkan, aku terima cowok itu. Artinya itu cowok jadi cowok pertama aku. Tapi sejujurnya aku gak punya perasaan sama dia, aku aja baru deket sama dia paling tiga minggu jadi wajar aku belum tau semua tentang dia. Tapi akan kucoba untuk menumbuhkan cinta untuknya. Aku bilang kecowok itu jangan ada yang tau dulu tentang hubungan ini , cowok itu nurut.
Pagi itu waktunya berangkat sekolah, seperti biasanya aku diantar. Setiba disekolah, terlihat dari arah gerbang seseorang sedang duduk lalu dia tersenyum kepadaku, akupun balas senyumannya. Iyah dia cowok yang kemarin sore menyatakan perasaannya padaku. Tapi kita berdua masih seperti layaknya teman.
Tiga hari berlalu, tak enak rasanya bila hubungan ini terus disembunyikan, akhirnya aku memberitahu sahabatku yang kebetulan selalu duduk bareng denganku dari mulai TK sampe sekarang. “Hel, tau gak gue jadian“.sahutku disela-sela guru sedang menulis nilai. “Ouh..selamat dech. Gimana dia nyatain perasaannya??“. “Tapi Hel, bukan sama Rafi“sahutku dengn nada pelan. “hah??terus sama siapa?“tanyan Helen dengan kaget. “Fahmi..“jawabku. “Rahel lo gak boongkan?? Gue kira sama Rafi, udah berapa hari??“. “Benerlah, gue kesel sama Rafi harus berapa lama gue nunggu dia, kalo emang dia suka sama gue apasusahnya tinggal tembak gue, lagian dia udah kenal gue deket banget, 3 hari yang lalu“sahutku. “tapi apa lo suka sama dia??“. Aku hanya menggeleng kepala. “Rahel ini tentang perasaan, jangan maen-maen kenapa lo gak minta pertimbangan ke gue waktu lo ditembak, gue tau perasaan lo cuma buat Rafi.”. “Bagus kalo lo tau, semoga dia cemburu”sahutku singkat.
Bel istirahatpun berbunyi, aku dan teman-teman seperti biasa menuju kantin. Hari ini hari Jum’at biasa seudah sepulang sekolah ada kegiatan keputrian buat yang cewek, buat yang cowok sholat Jum’at. Ketika aku mengambil absen menemani Rahma karena dia yang ngurus acara setiap Jum’at, dan kebetulan dia tu deket sama Fahmi, kayaknya dia udah tau dari Fahmi dech. Ketika diperjalan menuju aula aku tanya tentang itu, dia juga kaget dengernya. Ya temen-temen sangka aku itu jadian sama Rafi.
Waktu terus berlalu, kali ini teman-teman udah banyak yang tau tentang hubungan ini. Hari itu aku sama temen-temen ada janji, sebenernya ada sedikit masalah yang harus aku selesaiin bareng Fahmi, disitu harus ada tangisan (maaf aku gak bisa cerita tentang hal ini). Sebenernya ini tentang Rafi juga, terlihat dari lantai atas Rafi sedang bermain basket, bersama tean-temannya, dia melihat kearhku yang bediri diatas bersama teman-teman ditambah Fahmi. Pandanganya sedikit aneh.
Malam itu Rafi sms aku . „Tadi kenapa nangis??ada masalah?“. “Gak papa kok!“aku terus jawab singkat tak sepert biasanya, tapi aku tetep gak bisa tahan itu hanya awal kesininya aku seperti biasa. “Kamu jangan boong sama aku, aku liat tadi kamu nangis, jujur aja sih“. “Iyah, maaf boong, aku mau bilang sesuatu sama kamu“sahutku. “Apaan??atau ada apa dan kenapa?“. “Aku jadian sama Fahmi“. “Hah?Kapan?gimana ceritanya?“sepertinya Rafi kaget mendengar berita itu, atau dia hanya pura-pura, aku kira dia sudah tahu. “mungkin seminggu yang lalu“sahutku. “Ouh langgeng ya“. Ya..ampun Rafi singkat banget bales smsnya, aku nyesel ngasih tau dia. Rafi maafin aku, sebenernya aku sayang kamu tapi kamu gak pernah maju buat dapetin aku.
 Ok..kali ini aku coba buat lupain Rafi dari kehidupan aku dulu, tapi sayang gak pernah bisa. Aku sama Fahmi sering marahan, sebenernya gara-gara aku, aku yang selalu ingin dekat dengan Rafi. Waulapaun aku pacaran aku gak pernah larang dia deket sama siapa aja terutama cewek. Biasanya dia suka minta ijin kalo mau smsan sama cewek aku selalu bilang “Aku cuma cewek kamu, gak berhak ngatur kamu, kamu bebas mau apa aja, lakuin sesuka kamu aja“. Mungkin Fahmi jarang tau kalo aku hampir setiap malem sms sama Rafi, dia tau terkecuali nanya lagi smsan sama siapa. Biasanya kalo udah ada pertanyaan itu kita derdor.Wkwkwk.. Pacaran buat aku itu cuma buat ngisi ruang kosong biar gak kesepian. Dan buat aku itu yang namanya pacran gak ada yang namanya harus jalan bareng, pulang bareng, ketemuan, telepon. Apaan tuh...??hhe.. Rasapun mulai tumbuh, aku mulai bisa mencintai Fahmi, dan aku bisa merubah sikap dia yang selalu egois. Tapi disisi lain, Rafi tingkah lakunya aneh banget semenjak tau hal itu, tapi kita tetep deket. Terkadang dia juga gak masuk sekolah karena sakit.Apa ini salah aku??..hatiku betanya-tanya.
Kegiatan Minggu ini camp, mulai dari hari Jum’at sampe hari Minggu, selama disna kita seru-seruan setiap kelompok jumlahnya 10 orang. Waktu kebagian piket itu waktu jadwal menjelajah, jadi aku sama Rahma ikut lomba masak. Entah enak atau nggak itulah hasil kita. Ketika teman-teman pulang kulihat sangat kotor jadi mereka buru-buru mandi. Pandanganku beralih kepada seorang cowok, iyah itu Rafi dia sangat kotor dan kakinya luka, rasanya ingin aku mengobati lukanya, tapi maaf gak bisa Fi. Biasanya setiap malem sebelum tidur kita sms, tak leluasa rasanya bila aku sms Rafi. Rafi dan Fahmi satu kelompok. Ternyata benar saja ketika aku share sms ke temen-temen terkeuali Fahmi karena dia khusus. Yang bales sms aku ketika kirim ke Rafi itu Fahmi. “Hel, maaf ya yang bales sms kamu bukan Rafi tapi aku“sahut Fahmi. “Ouh..iyah gak papa kali“sahutku sedikit kecewa. Ketika malam terakhir malam api unggun. Banyak pentas seni yang tampil bagus-bagus. Biasanya banyak dipake pacaran kalo lagi kegiatan ini. Aku sama kelompok aku ditambah kelompoknya Rafi, kebetulan dia ketuanya. Kita bareng-bareng terus kita udah pada akrab banget. Akhirnya pulang juga.....
Senin kali ini banyak yang gak sekolah, ketika masuk kelas serasa ada yang berbeda Rafi gak sekolah. Pasti dia sakit khawatir banget aku, Fahmi lagi, gak bisa ngetiin banget sikon udah tau aku capek dia terus telf aku, aku matiin aja hpnya terserah dach marah-marah.
Aku mulai bingung lagi kali ini aku sering marahn lagi cma gara-gara Rafi. Fahmi maafin aku, aku udah terlalu deket sama Rafi, terkadang aku harus bhong sama kmu, cuma  gara-gara pengen smsan sama Rafi. Cuma media itu yang bisa aku pakai buat bisa deket sama Rafi...
Hari itu hari Sabtu, kegiatan hari Sabtu biasanya padat banget. Aku gak sangka Fahmi nunguin sampe sore, tapi sayang aku dijemput sama keluarga aku, jadi Fahmi pulang bareng temennya. Malemnya aku beramtem sama dia ya seperti biasa penyebabnya. Rafi hari ini gak sekolah dia sakit, temenya yang ngasih tau ke aku, dan kebetulan juga sebenernya kita bertiga itu sekelas, tapi kita biasa-biasa aja kok. Perhatian ini lebih besar buat Rafi, aku gak bisa lupain Rafi.
Aku selalu berpikir aku pengen cepet-cepet putusin Fahmi. Karena aku ngerasa Rafi yang selalu bikin aku tenang, penuh canda, syukurnya Rafi gak pernah keganggu sama aku. Kali ini Rafi sering sakit. Gak sekolah, gak ketemu dach. Hari itu aku tanya Helen “Helen lo tau gak Rafi kemana? Dia gak sekolah tuh“. “Mungkin dia udah gak niat sekolah“. “Lo ngasal banget sih kalo jawab“aku langsung keluar kelas kumpul bareng temen-temen aku. Salah satu temennya mendekatiku, kebetulan Fahmi jarang gabung sama kita-kita. “Rahel tau gak Rafi gak sekolah kenapa?“tanya Damar. “Gak ta Mar , emang kenapa ya?“. “Gue juga gak tau hhe..“. “Ih..Damar“kesalku. Temen-temen ngejek aku. Kok khawatir itu yang di dalam gimana. ...
Malemnya seperti biasa aku sms Rafi ya..dia sakit tapi aku gak tanya kenapa sakit atau sakit apa. Kita malah asik becanda.
Seninpun tiba, ketika aku sedang duduk diluar sendiri terlihat dari jauh, Rafi dan Damar sedang berjalan semakin dekat. Aku lihat Rafi dari atas sampai bawah dan ketika disebelah lutut, lututya diperban. Pasti dia jath dari motor,aku yesel kenapa aku gak nanya sakit apa. Semua itu udah terlanjur terjadi.
Seperti biasa kerjaan anak-anak itu share sms. Waktu itu mereka pernah kirim sms tenatang biodatanya katanya sih buat kenangan tapi enatah lah. Begitupun aku dan Rafi saling mengisi biodata masing-masing. Tapi dasar Rafi dia isinya asal banget banyak jawab gak taunya. Dansatu hari ada share sms lagi tentang sebera banyak hak yang kamu ketahui tentan aku.. Yang bisa jawab bener dari semua pertanyaan cma Rafi. Menurut kalian Fahmi gimana tuh?? Kebanyakan salah sebenernya siapa pacara aku tuh.. ketika kirim sms ke dia. “Kamu dapet dari mana semua jawabannya, kokbisa bener semua? Apa dari FB?“. “Bukan kok! Kamu inget gak kita pernah tkeran biodata ?“. “mm..iyah terus? Apa kamu save?“.  “Ya..iyahlach, kan buat kenangan, masa dihapus ^_^“. “Hahaha..kamu ada-ada aja, pasti temen-temen udah hapus sms itu“. “yeh..orang buat kenangan masa dihapus“.... Itu lah yang aku suka dari dia, dia juga belum pernah pacara.
Malem ini aku sms Fahmi, aku putusin dia, maaf ya Mi, aku gak mau bikin sakit hati kamu lebih dalem lagi Cuma gara-gara aku gak suka sama kamu, tapi dilamalam itu temen-temen deketnya bantuin dia biar aku bisa blek lagi. Tapi maaf aku gak bisa. “ehh..aku mau tanya sesuatu boleh?“ Aku udah tau Fi apa yang mau kamu tanya ke aku jadi maaf aku gak bales sms kamu. Rafi terus sms aku, sampe aku gak tahan, jadi aku bales. “Ia..boleh. Mau tanya apa?“. “mmm..tapi jangan marah“sahutnya. “Apa pernah aku marah sama kamu? Gak aka lah“. “Gak pernah.hhe.. oh iyah besok ada pr gak?“. Fi kenapa gak jujur sebenernya apa yang mau kamu tanya. “Gak ada besokkan Sabtu pelajaran dikelas pelajarn seni semua.“. “Ouh..iyah,hhe.. Maksih?“. “Sama-sama, Kamu jangan bohong jujur aja apa yang mau kamu tanyain ke aku, sebenernya aku udah tau pasti bukan hal itu.“ “ternyata kamu tahu apa yang ada dipikiran aku, jangan marah ya“. “Iyah, apa kamu mau denger ceritanya?“. “Iya lach makanya aku tanya ke kamu, cerita aja ya?^_^“. “Iyah. Kenapa aku putusin dia karena aku sejujurnya aku cuma punya rasa sedikit, aku gak mau nyakitin hat dia lebih dalem lagi, tolong bilangin ya kedia..maafin aku”. “Iyah aku ngeti kok!”..
Hari-hariku..berjala sepert biasa, penuh canda dengan Rafi, Fahmi pun sudah selayaknya teman, waulaupun dia masih menyimpan perasaan ke aku.
Aku janji Fi sama kamu, aku gak akan pernah kasih hati aku selain ke kamu, karena disaat hati aku dimiliki seseorang tetap kamu lah yang ada dipikiranku, bukan dirinya. Dan ketika kita pernah bertanyaan tentang perasaan.”Apa yang akan kamu lakuin bila seseorang yang kamu suka nembak kamu??”.Aku yang jawab duluan. “Kayaknya aku terima solanya dia orang yang aku suka. Tapi itu cma mimpi…!hehe.” “Kayaknya aku terima solanya dia orang yang aku suka. Tapi itu cma mimpi…!huhu”. Memang jawabannya sama apa yang dimaksdnya aku?? Semoga iyah..^_^. Dan ketika aku tanya “kalo liat pacar kamu itu jalan sama cowok atau cewek lain apa yang akan kamu lakuin??”. “Dengerin aku ya, aku gak mungkin ngalamin hal kayak gitu, soalnya aku gak akan pacaran^_^.”. Disitu aku mulai yakin, aku gak akan pernah takut kehilang dia atau pun takut dia dimliki seseorag selain aku, dan aku gak akan pernah lagi bikin dia sakit atau pun cemburu. Karena aku hanya ingin setia sama satu cowok, yaitu kamu.. RAFI..

Rahel….
Surat yang akan tersimpan rapih sampe saatnya dibuka kembali ketika aku siap akan kenyataan ini…..